Babel Teak Garden
Tidak jauh dari pusat kota Tanjungpandan, tepatnya di daerah Air Nao, anda dapat menikmati waktu berlibur anda di Pulau Belitung dengan mengunjungi Babel Teak Garden, disini terdapat hutan jati merah dan kebun dengan berbagai macam buah-buahan. Anda dapat menikmati lezatnya buah naga dan bahkan bisa berkuda dan bersepeda disini.
Dayang Sri Pinai
Dayang Sri Pinai merupakan pemandian buatan yang cocok untuk berekreasi bersama keluarga. Tersedia kolam untuk orang dewasa dan kolam khusus untuk anak-anak. Dayang Sri Pinai yang berada di belakang Musem Tanjungpandan ini juga menyediakan kantin yang menjual aneka makanan bagi para pengunjung yang lapar sehabis berenang. Harga tiket masuk Rp 5.000. Jam buka pukul 13.00 – 17.00 WIB (data diperoleh bulan Mei 2012, harga dapat berubah sewaktu-waktu).
Goa Nek Santen
Goa yang terletak di Gunung Kubing, Perpat – Membalong – Belitung. Cerita dari masyarakat sekitar serta Kik Dukun mudak Perpat yang ikut dalam pencarian goa ini, mengapa goa ini dinamakan “Goa Nek Santen” karena menurut penuturan bahwa Nek Santen hilang di daerah sekitar ini dan tidak di temukan sampai saat ini. Sebelumnya nek santen marang lais (mencari daun lais untuk di buat anyaman) namun beliau tidak kunjung pulang. Akhirnya dicarilah beliau ke gunong kubing ini dan tidak ditemukan. yang ditemukan hanyalah lais dan parang beliau di goa ini. Sebelumnya juga bahwa goa ini adalah tempat persembunyian masyarakat dari serangan lanun/perompak. Didepan mulut goa disusunlah batu agar ketika lanun/perompak mencoba mendekat goa ini maka dilemparkan batu yang disusun didepan mulut goa tersebut.
Kampung Bali Belitung
Memasuki kawasan Desa Sijuk akan disajikan pemandangan rumah-rumah dan pura-pura yang ada di sekitar kampung. Sepanjang jalan sejauh 2 kilometer ini, Inilah Kampung Bali yang terletak di Desa Sijuk, Pulau Belitung.
Sebuah gapura khas Bali akan menyambut begitu memasuki Kampung Bali. Masuk lebih ke dalam, kita akan disajikan pemandangan pura-pura yang berdiri megah di pinggir jalan. Selain itu, rumah-rumah dengan sentuhan Bali juga bisa dilihat di sini.
Kampung Bali sudah ada di Desa Sijuk sejak tahun 1991. Masyarakat Bali yang hidup di sini sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani dengan membuka ladang kosong yang ada di sekitar kampung.
Ada sekitar 130 kepala keluarga yang menghuni kampung yang juga diberi nama Desa Balitung ini. Sehari-harinya, kampung ini juga dikunjungi wisatawan asing yang ingin merasakan suasana Bali di Pulau Belitung.
Letaknya yang tidak jauh dari kawasan pantai-pantai indah yang ada di Desa Sijuk membuat kampung ini menjadi salah satu destinasi unik di Pulau Belitung
Kampung Orange
Kampung Orange merupakan salah satu taman wisata yang terletak di jalan utama dari Tanjungpandan menuju Pelabuhan Pegantungan. Di taman wisata yang menghadap ke perairan Pulau Bayan ini terdapat kolam renang, gazebo, tempat bermain bilyar, warung makan, serta playground untuk anak-anak. Bagi yang tidak bisa berenang bisa menyewa pelampung dengan tarif Rp 5.000 (anak-anak) dan Rp 10.000 (dewasa). Kampung Orange buka setiap hari mulai pukul 07.00 – 18.00 WIB, namun jika masih ada tamu hingga malam hari jam tutup Kampung Orange disesuaikan dengan kepulangan tamu. Tiket masuk Kampung Orange adalah Rp 6.000 / orang (data diperoleh pada Mei 2012, harga dapat berubah sewaktu-waktu).
Kebun Binatang Mini Tanjungpandan
Pernah menyaksikan film Laskar Pelangi? Dalam film yang mengangkat keindahan Pulau Belitung itu, terdapat adegan tokoh Lintang yang takut akan seekor buaya besar. Buaya ini selalu muncul dan menghalangi jalannya. Tapi, tahukah kalau buaya tersebut ternyata merupakan penghuni Kebun Binatang Mini Tanjungpandan?
Kebun binatang yang letaknya persis berada di belakang Museum Tanjungpandan ini memiliki koleksi aneka binatang khas Belitung. Selain buaya yang muncul dalam film Laskar Pelangi, koleksi lain yang dimiliki kebun binatang ini adalah tupai Selat Nasik. Binatang yang terlihat lucu ini memiliki warna yang berbeda dibanding tupai lainnya. Bulu tupai Selat Nasik berwarna hitam dan agak merah di bagian kaki. Melihat tingkah polah tupai di kebun binatang ini memberi kesenangan tersendiri.
Hewan lain yang juga menarik perhatian saat berkunjung ke Kebun Binatang Mini Tanjungpandan ini adalah orang utan besar yang bernama Febi. Febi yang berusia 11 terlihat sangat bersahabat dengan para pengunjung yang datang. Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan Febi yang tampak jinak di dalam kandang. Pengunjung pun dapat memberi makan ke orang utan ini. Selain itu, hewan-hewan buas seperti komodo, ular, dan burung elang juga turut meramaikan koleksi yang dimiliki kebun binatang ini.
Penasaran dengan buaya dalam film Laskar Pelangi dan hewan-hewan lainnya? Jika kebetulan berkunjung ke Pulau Belitung, cobalah datang ke Kebun Binatang Mini Tanjungpandan yang terletak di Jalan Melati No. A41, Tanjung Pandan
Kolong Keramik
Kolong Keramik yang terletak di tepi jalan utama yang menghubungkan Bandara HAS Hanandjoeddin dan Kota Tanjungpandan merupakan area public bernuansa kolong atau bekas penambangan timah. Dalam sejarahnya, Kolong Keramik merupakan kolong yang pertama kali dibuka di Pulau Belitung pada tahun 1851. Saat ini Kolong Keramik berbentuk seperti kolam dan sering digunakan sebagai tempat memancing oleh warga atau sekedar tempat nongkrong bagi kawula muda.
Makam Tuk Kundo
Salah satu lokasi wisata untuk Tour Pulau Belitung ( Belitung Island Trip ) adalah Makam Tuk Kundo yang terletak Komplek Perkebunan Sawit PT. Rebinmas Jaya di Dusun Parit Gunung, Air Batu Buding, Kecamatan Badau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia.
Makam Tuk Kundo merupakan salah satu situs situs cagar budaya yang di tetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung. Tuk Kundo adalah salah satu orang saksi Ngabehi Buding yang berhasil diislamkan oleh Syech Abubakar Abdullah yang berasal dari Kerajaan Pasai. Konon Tuk Kundo adalah salah satu orang sakti mandraguna, apa yang diucakan nya selalu menjadi kenyataan. Selain makan tuk kundo dan beberapa makam lainnya yang di duga adalah makan keluarga besarnya.
Mercusuar Tanjung Lancur
Mercusuar Tanjung Lancur terletak di ujung barat Selat Nasik, Pulau Mendanau. Mercusuar yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1882 ini masih berfungsi hingga kini dan menjadi penuntun lalu lintas kapal yang melintasi Selat Gaspar. Untuk mencapai Mercusuar Tanjung Lancur Anda bisa naik boat dari Pelabuhan Gual dengan membayar Rp 150.000 / kapal atau melalui jalan darat berupa jalan setapak melintasi hutan (data diperoleh pada Mei 2012, harga dapat berubah sewaktu-waktu).
Monumen Perjuangan Rakyat
Di sekitar monumen ini dahulu terjadi pertempuran antara warga Selat Nasik dengan Belanda yang coba masuk ke wilayah ini melalui Petaling, pelabuhan di Selat Nasik. Pertempuran yang selalu diperingati warga Selat Nasik sebagai Kejadian Mendanau.
Monumen Perjuangan Rakyat Mendanau 1945 ini dibangun untuk mengenang para korban pertempuran yang terjadi pada 18 Desember 1945. Monumen yang terletak di Simpang Empat, Selat Nasik, ini memiliki tinggi sekitar 3 meter. Pada bagian atas monumen berbentuk tangan manusia yang sedang menggenggam bendera dengan bambu.
Di bagian bawah monumen ini juga terdapat nama-nama warga yang gugur dalam pertempuran tersebut. Ada 12 nama warga yang tertera di bagian tubuh monumen ini.
Hingga kini, warga Selat Nasik setiap tanggal 14 Desember selalu mengadakan upacara di sekitar monumen untuk mengenang peristiwa paling heroik di tempat ini. Di monumen ini juga menjadi pusat tradisi Marastaun yang diadakan selama satu minggu penuh
Museum Badau
Museum Badau berada di lokasi yang strategis, terletak di simpang empat kota Kecamatan Badau. Museum ini menyimpan benda-benda peninggalan kerajaan Badau yang telah berdiri sejak abad ke-15, seperti gong, dan klenengan (gong kecil). Selain itu Museum ini juga menyimpan Garu Rasul atau kayu gaharu dan sepasang tombak yang dikenal dengan Tombak Berambu. Konon tombak ini memiliki kesaktian yang tinggi.
Museum Tanjungpandan
Museum Tanjungpandan pada saat diresmikan bernama Museum Perusahaan Negara Tambang Timah Belitung yang menjadi tempat penyimpanan berbagai batuan hasil penambangan, artefak peninggalan kerajaan di Belitung dan peninggalan kolonial. Memasuki museum ini Anda dapat menyaksikan porselin Cina yang diangkat dari kapal karam, senjata, hingga mata uang kuno Indonesia dalan berbagai nominal dan tahun keluaran. Museum Tanjungpandan buka setiap hari pukul 08.00 – 16.00 WIB. Khusus hari Sabtu dan Minggu jam buka kadang diperpanjang hingga pukul 17.00 WIB. Tiket masuk Museum Tanjungpandan sebesar Rp 2.000 / orang (data diperoleh pada Mei 2012, harga dapat berubah sewaktu-waktu).
Pemandian Alam Suci Indah
Pemandian Suci Indah terletak di tepi jalan utama yang menghubungkan Tanjungpadan dan Pelabuhan Pegantungan. Wisata pemandian ini memiliki 2 kolam renang yang airnya berasal dari aliran air alam. Selain pemandian, Suci Indah juga dilengkapi dengan gazebo-gazebo permanen yang bisa dijadikan tempat bersantai sekaligus menikmati makanan yang bisa dibeli di restoran yang ada. Harga makanan di Suci Indah bervariasi mulai dari Rp 2.000 – Rp 35.000. Makanan ringan hingga makanan berat semua tersedia di sini. Pemandian Alam Suci Indah yang juga dilengkapi dengan mushola buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 18.00 WIB. Tarif masuk ke kawasan ini Rp 5.000 / orang. Anak di atas 5 tahun wajib membayar tiket (data diperoleh pada Mei 2012, harga dapat berubah sewaktu-waktu).
Perkampungan Nelayan Tanjung Binga
Tidak jauh dari Pantai Bukit Berahu, terdapat sebuah perkampungan nelayan yang bernama Tanjung Binga. Kampung yang berada persis di pantai yang bernama sama ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Sijuk.
Melintasi kampung ini, pengunjung akan disajikan pemandangan ikan-ikan yang menjadi hasil tangkapan nelayan yang sedang dijemur di pinggir-pinggir jalan. Selain itu, keramahan penduduk kampung membuat pengunjung akan merasa nyaman saat mampir ke kampung yang menjadi penghasil ikan asin terbesar di Belitung ini.
Pemandangan kapal-kapal nelayan yang berlabuh di pinggir pantai juga menjadi hal menarik di Kampung Nelayan Tanjung Binga. Kapal-kapal nelayan ini akan berangkat melaut sekitar pukul 13.00 WIB dan kembali menjelang pagi tiba sekitar pukul 03.00 WIB.
Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan nantinya akan dipasarkan ke seluruh Belitung dan Jakarta. Jenis ikan yang menjadi hasil tangkapan nelayan adalah ikan Laisy. Harga rata-rata ikan ini di pasaran sekitar Rp10.000 per kilogram. Selain ikan, kampung nelayan ini juga mengolah hasil tangkapan ikan menjadi keripik ikan asin khas Tanjung Binga.
Kampung Nelayan Tanjung Binga dihuni oleh sekitar 100 kepala keluarga. Para penghuni kampung ini bukanlah warga asli Belitung. Mereka adalah warga pendatang yang berasal dari Bugis, Sulawesi Selatan.
Rumah Adat Belitung
Rumah Adat Belitung yang terletak di samping rumah dinas Bupati Belitung ini merupakan rekonstruksi Ruma Gede (Rumah Besar) yang berbentuk rumah panggung dari kayu. Rumah adat yang menyimpan artefak seni dan kebudayaan masyarakat Belitung ini terdiri dari 2 bagian, yakni ruang utama serta dapur bersih. Di ruang utama terdapat dioarama sepasang pengantin lengkap dengan pelaminan dan ruang pengantin, ruang tamu, foto-foto Belitung di masa lalu, serta replika tempat makan, peludahan, tipa, kelice, dan lain-lain. Sedangkan di bangunan dapur bersih terdapat aneka peralatan dapur, peralatan pertanian, hingga peralatan bertukang. Rumah Adat Belitung buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB dan pukul 14.00 – 16.00 WIB. Khusus hari Minggu rumah adat ini hanya buka pada pukul 08.00 – 12.00 WIB.
Rumah Adat Selat Nasik
Rumah Adat Selat Nasik merupakan bangunan rumah panggung yang sering digunakan sebagai lokasi perayaan Maras Taun warga Selat Nasik. Rumah adat yang terletak tak jauh dari Pelabuhan Selat Nasik ini berbetuk rumah panggung yang terbuat dari kayu dan pengunjung boleh masuk.
Rumah Tuan Kuase
Rumah Tuan Kuase (Hoofdadministrateur) atau rumah pejabat pemerintahan pada jaman Belanda ini merupakan salah satu Bangunan Cagar Budaya yang ada di Kota Tanjungpandan. Rumah bergaya kolonial yang terletak di atas bukit kecil ini menghadap langsung ke Masjid Al Ihram dan Pantai Tanjung Pendam. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, bangunan ini sempat difungsikan sebagai rumah dinas Kepala Unit Penambangan Timah Belitung. Kini eks Rumah Tuan Kuase ini menjadi mess Bougenville yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Bangka Belitung.
Situs Dock Yard
Tahun 1940 Belanda membangun dockyard yang dalam bahasa Indonesia berarti galangan kapal. Tempat kapal-kapal bersandar dan juga melakukan perawatan serta perbaikan. Hingga saat ini, situs dockyard masih difungsikan sebagai tempat bersandar kapal dan menjadi situs cagar budaya yang dilindungi.
Situs Kota Tanah Cerucuk
Situs Kota Tanah Cerucuk merupakan kompleks makam KA Hatam (Adipati Cakradiningrat VII) dan KA Muh Saleh (Cakradiningrat IX) yang merupakan pemimpin Kerajaan Balok. Dulunya Kota Tanah Cerucuk pernah menjadi ibukota pemerintahan Kerajaan Balok setelah dipindahkan dari Balok Lama (Badau). Situs Kota Tanah Cerucuk terletak sekitar 150 meter dari jalan utama yang menghubungkan Kota Tanjungpandan dan Kecamatan Membalong.
SWL Water Sport
Bagi anda pecinta olahraga air seperti Jet Sky, Banana boat dll, anda dapat pergi ke Tanjung Kelayang. SWL menyediakan berbagai macam olahraga air yang akan membuat petualangan anda di negeri laskar pelangi ini menjadi lebih berkesan lagi.
Bendungan Pice
Terletak di hulu Sungai Lenggang, Gantung, Bendungan Pice kini tidak hanya berfungsi untuk mengatur tinggi rendah permukaan air yang dialirkan ke areal persawahan namun juga menjadi salah satu tempat wisata favorit anak-anak muda untuk menghabiskan senja. Bendungan Pice dibangun pada tahun 1934 – 1936 oleh Belanda. Wisatawan yang datang dapat berjalan di atas bendungan ini guna menuju ke sebarang sungai. Di sisi kanan maupun kiri bendungan terdapat gazebo untuk menikmati keindahan alam serta warung yang menjual aneka makanan
Bukit Pangkuan
Agrowisata Bukit Pangkuan desa Mentawak Kelapa Kampit Belitung Timur kini sudah masuk dalam paket objek wisata daya tarik saat tour ke Negeri Laskar Pelangi. Bukit Pangkuan diharapkan dapat menjadi salah satu wisata andalan di Belitung setelah Bali. Beragam daya tarik seperti Flying fox, High ropes, Jet Swing Mandi Bola, dan motor ATV juga akan ditemui saat kesini. Tarifnyapun sangat murah dan terjangkau dengan biaya tiket masuk sekitar Rp.7.500/orang, belum termasuk permainan yang akan dipilih. Selain penawaran perorangan, penawaran paket pelajar/mahasiswa pun ada “tiket masuk Rp. 7.500, sewa permainan flying fox Rp.25.000, high ropes Rp.15.000 – Rp. 30.000, Mandi bola Rp. 20.000, motor ATV Rp. 35.000”, Selain itu objek wisata daya tarik seperti membuat kerajinan kotak tisu dari apit-apit, membuat pelat cetak dari fiber glass, menyablon baju sendiri juga dapat dilakukan saat ke Bukit Pangkuan.
Bukit Samak
Bukit Samak yang terletak di Desa Lalang dulunya merupakan perumahan elit kaum Belanda dan petinggi PT Timah. Rumah-rumah bergaya Belanda dengan halaman luas dibangun mengikuti kontur perbukitan dan dihubungkan melalui jalan aspal mulus mengitari bukit. Saat ini 2 rumah di Bukit Samak menjadi rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Manggar. Di puncak bukit samak terdapat penginapan, taman wisata dengan beberapa hewan, restoran, serta cafe yang menghadap laut lepas. Bukit Samak menjadi salah satu tempat nongkrong populer bagi muda-mudi Kabupaten Manggar.
Museum Istiqomah Buding
Museum Istiqomah Buding yang dibangun pada tahun 2002 merupakan satu-satunya museum yang ada di Kabupaten Belitung Timur. Museum yang berukuran kecil ini menyimpan sekitar 40 artefak peninggalan Kerajaan Balok dan Kerajaan Buding yang berupa keris, tombak, pedang, gong, badik, dll. Selain itu di museum ini juga terdapat artefak bersejarah berupa kemudi kapal yang diyakini berasal dari abad ke-5.
Museum Kata Andrea Hirata
Datang ke museum ini, pengunjung akan diajak menapaktilasi perjalanan novel Laskar Pelangi. Mulai dari cuplikan halaman per halaman novel laris tersebut hingga diangkat menjadi sebuah film yang sangat laris di Indonesia.
Museum Kata Andrea Hirata terletak di Jalan Raya Laskar Pelangi No.7, Gantong, Belitung Timur. Suasana yang disajikan novel Laskar Pelangi langsung terasa ketika menginjakkan kaki di halaman depan museum. Foto-foto yang dipasang di halaman museum seperti bercerita mengenai perjalanan karya sastra yang menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Belitung ini.
Masuk ke dalam museum dan suasana itu semakin terasa. Di ruang ini, dapat dilihat foto-foto sang penulis dengan kalimat-kalimat inspiratif. Salah satunya adalah yang bertuliskan “Bermimpilah karena Tuhan anak memeluk mimpi-mimpimu”. Selain itu, juga terdapat cuplikan dari novel yang telah diterbitkan dalam berbagai bahasa ini.
Museum ini didirikan oleh sang penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Untuk masuk ke museum yang diresmikan pada Bulan November 2012 ini, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk.
Museum Kata Andrea Hirata menjadi museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia. Berkunjung ke museum ini bisa membuat pengunjung mengenal bagaimana karya sastra menjadi bagian penting bagi kehidupan. Dari museum ini, pengunjung bisa mendapatkan inspirasi untuk lebih mencintai karya sastra, baik yang ada di Indonesia.
Replika SD Muhammadiyah Laskar Pelangi
Replika SD Muhammadiyah merupakan bangunan yang dibuat dalam rangka syuting film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel Andrea Hirata. Terletak di atas bukit pasir dan dekat dengan danau serta dermaga yang kayu-kayunya sudah lapuk membuat tempat ini semakin eksotis. Kesan kuno pun terlihat jelas dari dua kayu penyangga bangunan, atap yang bocor di sana-sini dan dinding kayu yang berlubang. Replika SD Muhammadiyah ini menjadi salah satu tempat yang wajib didatangi wisatawan saat berkunjung ke Belitung.
Sanmerry Duren Park
Bagi anda pecinta duren, maka anda wajib mengunjungi Sanmerry Duren Park yang terletak di Kelapa Kampit, Belitung Timur. Anda akan menemukan kelezatan durian asli Belitung disana.
Situs Raja Balok
Situs makam/keramat raja balok berada di Desa Balok Lama, Kecamatan Balok merupakan kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Belitong. Biasanya pada hari-hari tertentu, situs makam raja balok ini sering dikunjungi oleh penduduk setempat ataupun wisatawan luar daerah untuk berziarah, berdo’a, ataupun hanya sekedar melihat-lihat.
Stoven
Stoven dalam bahasa Belanda berarti tempat memasak atau tungku. Di era kolonial, Stoven digunakan sebagai cerobong untuk keluarnya asap sisa pembakaran timah. Dari kejauhan Stoven terlihat seperti mercusuar. Terletak di Desa Senyubuk Kecamatan Kelapa Kampit, 42 km dari Bandara Hanandjoein. Pengunjung sebelumnya harus mendaki sedikit untuk mencapai tempat tersebut karena terletak di atas bukit.
Vihara Dewi Kwan Im
Vihara Dewi Kwan Im atau yang juga disebut dengan Vihara Burung Mandi terletak di lereng bukit dan langsung mengadap ke Selat Karimata. Meskipun di papan nama tertulis dengan nama Vihara Buddhayana, tempat yang dibangun pada tahun 1474 ini lebih sering dijadikan sebagai tempat sembahyang umat Kong Hu Cu. Vihara Dewi Kwan Im memiliki 3 bangunan sebagai tempat berdoa. Bangunan utama adalah tempat berdoa kepada Dewi Kwan Im, bangunan kedua merupakan tempat berdoa kepada Buddha, dan bangunan terakhir adalah tempat berdoa kepada Toapekong atau Dewa Laut. Jika Anda datang di waktu yang tepat, Anda bisa melakukan ciamsi (ramal nasib) dengan bantuan juru kunci vihara ini. Vihara Dewi Kwan Im dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 07.00 – 16.00 WIB. Sedangkan pada akhir pekan akan buka hingga pukul 17.00 WIB.