Konsekwensi perkembangan digital dan era artificial inteligent adalah dimungkinkannya ada seperangkat alat yang akan dapat membantu manusia dalam pengambilan-pengambilan keputusan yang rasional dan logis, yakni mesin cerdas yang dibekali kecerdasan buatan. Namun menurutnya yang masih perlu pendalaman adalah apakah mungkin bagi mesin-mesin cerdas tersebut untuk juga memiliki nilai dan emosi. Hal ini diungkapkan Tellie Gozelie, SE anggota MPR RI/DPD RI ditengah sosialisasi empat pilar MPR RI yang diselenggarakan (31/01) di SMA N1 Tanjungpandan dan dihadiri 150 peserta.
Dikatakannya, tantangan kedepan dalam kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 adalah apakah memungkinkan bagi generasi muda Indonesia mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945, berserta seluruh nilai-nilai yang berakar pada kepribadian budaya bangsa Indonesia ditengah perkembangan kecerdasan buatan yang berpotensi menggantikan manusia bahkan dalam pengambilan keputusan-keputusan.
Untuk itulah pengembangan SDM menjadi tugas mutlak, sebab kita tidak menginginkan generasi bangsa kita dimasa yang akan datang hanya sebagai penonton, dan tidak memiliki kemampuan untuk bertahan, menjaga keluhuran nilai-nilai ideologi dan konstitusi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, pungkas Tellie.
Keresahan tersebut disampaikannya ditengah-tengah pertanyaan para peserta yang menilai bahwa sosialisasi empat pilar cenderung kurang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan media kekinian yang lebih mengdepankan pendekatan yang lebih modern dan menyasar kelompok millenial sebagai kelompok populasi trsebsar ditengah-tengah masyarakat.
Tellie menambahkan bahwa memang sudah saatnya bagi MPR RI untuk melakukan penyempurnaan dan mencoba berbagai jenis pendekatan baru untuk mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika ditengah-tengah masyarakat, terutama jika itu menyasar generasi millenial. Syt-043