Laporan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, indeks literasi atau tingkat membaca orang Indonesia hanyalah 0,0001 atau dengan kata lain bahwa dari 1000 (seribu) orang penduduk hanya terdapat 1 (satu) orang yang mau membaca dengan serius. Penelitian UNESCO pada tahun 2014 juga menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia rata-rata hanya membaca 27 halaman buku dalam setahun. Sekaligus menempatkan Indonesia pada urutan ketiga terbawah di ASEAN bersama Kamboja dan Laos. Hal tersebut disampaikan Tellie Gozelie, SE anggota MPR-RI/DPD RI dalam sosialisasi empat pilar MPR RI yang diselenggarakan di SMA N1 Gantung (4/6).
Tellie menegaskan bahwa literasi menjadi penting mengingat tantangan kebangsaan yang semakin kompleks ditengah-tengah perkembangan teknologi informasi yang tidak terbendung dan berdampak sangat luas. Disampaikannya bahwa kecenderungan mengabaikan kebiasaan membaca secara cermat, lengkap dan tuntas dapat membahayakan semakin mudahnya tersebar informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan berdampak terjadinya kerawanan sosial dan men gancam keutuhan berbangsa dan bernegara.
Ditambahkannya, bahwa terdapat kecenderungan para pelajar atau generasi muda dan generasi millenial untuk lebih mengedepankan kemapuan dalam bidang-bidang yang mendukung kelancaran mencari pekerjaan atau bidang-bidang pengetahuan yang lebih mendukung kebutuhan lapangan kerja, lalu kurang memperhatikan aspek-aspek humaniora. Sementara menuruntnya bahwa World Economic Forum telah menetapkan enam literasi dasar yang harus dikuasi oleh orang dewasa, yakni baca tulis, literasi numerasi, literasi finansial, literasi sains, literasi budaya dan kewarganegaraan, literasi teknologi informasi dan komunikasi atau digital.
Kecenderungan-kecenderungan inilah yang menurutnya dapat menjadi celah dilupakannya nilai-nilai atau semangat yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Tentu saja hal ini akan menjadi tantangan berat dan dapat berubahmenjadi ancaman serius jika tidak segera ditangani dengan mengubah perilaku masyarakat terutama dalam hal meningkatkan indeks literasi. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh 150 peserta tersebut, Tellie mengungkapkan menerima dan melihat respon yang sangat antusias dan positif dari peserta dan kedepan akan bersama-sama untuk berbuat sesuatu untuk meningkatkan minat baca para peserta melalui dukungan buku-buku berkualitas.
Sabarudin selaku kepala sekolah SMA N1 Gantung mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi tersebut dirasakan memberi manfaat bagi para peserta. Serta kedepan akan terus menggalakkan kegiatan-kegiatan serupa yang akan menumbuhkan dan menggelorakan nilai-nilai dan semangat kebangsaan.