Pulau Leebong kembali dipilih menjadi lokasi syuting film.
Kali ini film drama spiritual bertajuk ‘Rembulan Tenggelam di Wajahmu’ besutan sutradara Danial Rifki melakukan syuting terakhir di pulau yang berada di sisi barat Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Naskah film yang ditulis Titien Wattimena ini diadaptasi dari novel laris karya Tere Liye.
Film yang diproduksi Maxima Pictures ini dibintangi oleh Arifin Putra dan Bio One memerankan tokoh Ray muda dan dewasa.
Selain itu ada penampilan dari Donny Alamsyah, Ariyo Wahab, Cornelio Sunny serta selebgram Anya Geraldine.
Syuting yang mengambil latar belakang vila dan landscape Pulau Leebong ini dilaksanakan selama tiga hari sejak Rabu (5/9) hingga Jumat (7/9).

Pemeran utama dan kru film memboyong peralatan untuk syuting lengkap ke pulau yang berjarak sekitar 15 menit menggunakan perahu dari Dermaga Pelabuhan Tanjung Ru, Desa Pegantungan, Badau ini.
Maxima Pictures merupakan rumah produksi film yang didirikan pada 9 Desember 2004 oleh Ody Mulya Hidayat dan Yoen K.
Maxima International atau lebih dikenal Maxima Pictures dalam perjalanannya telah menghasilkan lebih dari 20 film sejak film perdananya ‘Cinta Pertama’ bekerjasama dengan Rapi Films.
Maxima pernah terjun ke pertelevisian melalui produksi FTV yang sempat tayang di SCTV tahun 2007. Hingga Saat ini, Maxima International bagian dari Falcon Pictures mempunyai anak rumah produksi seperti Movie Eight, MMA Production (Luntang-Lantung) dan Unlimited Productions.
Ody Mulya Hidayat, produser dari Maxima Pictures mengatakan, novel laris karya Tere Liye berjudul Rembulan Tenggelam di Wajahmu layak difilmkan.
Menurut Ody, novel karya Tere Liye yang nama sesungguhnya Darwis ini best seller dan hampir 40 kali cetak serta pembacanya cukup banyak.

“Saya berusaha kembali belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, novel best seller biasanya aman difilmkan, penontonnya sudah ada dan siap,” kata Ody Mulya Hidayat kepada Pos Belitung di sela syuting film Rembulan Tenggelam di Wajahmu di Pulau Leebong, Desa Lassar, Kecamatan Membalong, Belitung, Jumat (7/9).
Menurut Ody, cerita dalam novel karya Tere Liye tersebut menarik.
Menceritakan perjalanan hidup seseorang yang bertanya kepada Tuhan tentang kekecewaannya, mengapa ia berada di suatu tempat seperti panti asuhan.
Karena kecewa, ia terus berpindah-pindah, hingga akhirnya ia masuk ke dunia hitam.
Maka ia bertanya kepada Tuhan mengapa ia selalu berada di tempat seperti itu.
“Dalam cerita itu ada satu tokoh bijak, seperti malaikat yang akan menjawab semua hal yang selama ini ia pertanyakan. Akhirnya terjawablah semua pertanyaan dia, itu yang menarik dari cerita ini,” kata Ody.
Dikatakannya, film ada empat periode yakni tahun 1970, masa 1980, 1990 dan tahun 2000-an.
Alur cerita film ini pemeran utama mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa dan menjadi orang sukses, namun ia selalu kecewa sampai akhirnya ia sakit dan koma.

Nah di situlah hadir seseorang yang menjawab semua pertanyaan itu.
“Ceritanya kuat, pemainnya Arifin Putra mainnya bagus. Kita berharap mendapat sukses besar di masyarakat nantinya,” kata Ody.
Sangat Bagus
Menurut Ody, ia sulit mencari lokasi syuting yang sesuai dengan alur cerita dalam film ini, seperti rumah, dermaga dengan model tahun 1970-an.
“Periode itu seperti apa, ini yang bener- bener menjadi tantangan kita, karena lokasi2 itu sangat langka. Tapi secara gambar sangat menarik, klasik dan menurut saya art (nilai seni-red) sekali pada zaman itu.
Menurut Ody, Pulau Leebong sangat bagus, indah dan privat sehingga pantas menjadi lokasi syuting film ini yang terakhir.
Dari karakter vila, dermaga, fasilitas hingga landscape Pulau Leebong pas dengan yang digambarkan dalam skenario.
“Pulau ini menarik karena alamnya luar biasa, tiap saat kita bisa berenang tanpa dibatasi kapan waktunya. Aksesnya mudah, fasilitas lengkap dan luar biasa, seperti ada vila, cafe dan semuanya lengkap. Ini bener-bener intertainmen lah dan ini yang membuat orang jadi betah,” katanya.
Ody berharap kegiatan syuting di Pulau Leebong dapat diikuti para sineas tanah air lainnya.
“Karena jauh-jauh kita mencari lokasi syuting ke Philipina, Thaliand. Ternyata di Indonesia juga ada pulau yang indah dan bagus. Layak untuk dikonsumsi sebagai landscape dari film-film kita,” katanya.
Sumber : http://belitung.tribunnews.com/2018/09/09/rilis-awal-tahun-danial-garap-adegan-terakhir-rembulan-tenggelam-di-wajahmu-di-leebong-belitung?page=all