TAK lama setelah dilantik Presiden Joko Widodo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio langsung berpidato di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Rabu (23/10). Dalam pidato tersebut, dia menegaskan keinginannya untuk menggelar event berskala internasional untuk menarik wisatawan mancanegara.
Bahkan, menurut dia, Indonesia mampu menggelar event sekelas Tomorrowland. “Belgia punya Tomorrowland. Festival itu kan didirikan di atas padang rumput,” kata mantan Komisaris Utama Net TV itu.
Baca juga:
Menelusuri Keeksotisan Pulau Leebong, Mutiara Terpendam Belitung
Tomorrowland merupakan salah satu festival elektronik dance music (EDM) terbesar di dunia yang diadakan di Boom, Belgia.
Tomorrowland pertama kalinya diadakan pada 2005. Seperti dihimpun dari berbagai sumber, pada debutnya, Tomorrowland sukses meraih sekitar 10.000 penonton.

Kendati pada debutnya Tomorrowland hanya digelar selama 1 hari, seiring berjalannya waktu dan menuai kesukesan serta menarik perhatian para partygoers dunia. Kini Tomorrowland berlangsung tiga hari berturut-turut.
Edisi pertama Tomorrowland, tepatnya pada 14 Agustus 2005, turut menampilkan beberapa DJ ternama dunia, seperti Armin Van Buuren, Erol Alkan, Mike Dierickx, Justice, Sven Vath, dan Sasha.
Lalu di tahun ketiga, Tomorrowland berlangsung selama 2 hari untuk pertama kalinya.
Pada 2011, Festival diperluas menjadi 3 hari. Penampil yang hadir pun semakin luar biasa. Seperti AVicii, Carl Cox, David Guetta, Hardwell, Tiesto, Nervo, De Jeugd, Mafia House Swedia dan masih banyak lagi. Pada edisi tersebut tiket terjual habis dalam beberapa hari, dan berhasil menarik 180.000 penonton.
Seiring perkembangan yang cukup pesat tiap tahunnya, Tomorrowland pun sukses terpilih menjadi Acara Musik Terbaik di Internasional Dance Music Awards selama 5 tahun berturut-turut. Yakni tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016.
Selain itu, pada tahun 2015, Tomorrowland juga menyabet penghargaan perdana dari DJ Mag untuk Festival Nomor.1 Dunia, dan meraih penghargaan Festival terbaik di Red Bull Elektropedia Awards pada tahun 2011, 2012 dan 2013.
Tak banyak yang tahu, Tomorrowland juga memiliki bunker rahasia sepanjang 100 kaki. Bunker itulah yang menampung semua kabel yang berjalan dari panggung ke stan teknis. Hal ini guna mencegah penonton festival mabuk tersandung kabel menyebabkan kecelakan teknis.

Berbeda dari festival yang lainnya, Tomorrowland memiliki sebuah perpusatakaan. Karena ada perpustakaan yang terletak dibagian pasar loak, dimana kamu bisa mampir untuk membaca buku.
Sebuah fakta unik lainnya, pihak penyelenggara Tomorrowland ternyata menyewa sekitar 20 petani lokal. Mereka diberi tugas untuk mendirikan lahan festival.

Seperti yang diketahui, event Tomorrowland digelar di Belgia, sebuah negara yang terkenal dengan kelezatan cokelatnya. Nah, di Tomorrowland, para pengunjung festival juga bisa mencicipi cokelat Belgia tanpa harus meninggalkan area festival.
Untuk kamu para pecinta kuliner, di area Tomorrowland pun memiliki restoran Michelin bintang 2. Di sana, beberapa koki terbaik dunia akan menjaga lidah kamu agar tetap berselera.
Pada setiap edisinya, Tomorrowland memiliki tema-tema unik yang membawa para partygoers dalam perjalanan ajaib. Perubahan tema itu pun memastikan jika penonton setia akan mendapat pengalaman berbeda setiap saat.
Lantas jika digelar di Indonesia, mana lokasi yang cocok untuk menggelar event sekelas Tomorrowland?
Salah satu lokasi yang berpotensi diselenggarakan adalah Pulau Leebong. Pulau Leebong merupakan tempat wisata berkonsep private island yang ada di wilayah Belitung.
Lexyndo Hakim, salah satu co-founder Pulau Leebong mengatakan meski berkonsep private island, akses menuju Pulau Leebong tidak sulit. Dari Pelabuhan Tanjung Ruu, Belitung, wisatawan bisa menyebrang ke Pulau Leebong hanya dalam waktu 15 menit.
Pulau Leebong memiliki fasilitas yang cukup lengkap. “Jika pulau tersebut menjadi tuan rumah event sekelas Tomorrowland, maka mereka bisa menginap di villa, ataupun tenda-tenda yang bakal di siapkan di sana”, kata Lexy.

Di sisi belakang, pulau ini memiliki satu pantai yang begitu cantik dengan pasir putihnya. Yakni Pantai Chicas. Hamparan pasir putih di pantai Chicas begitu luas dengan pemandangan sangat indah. Cukup untuk menampung ribuan orang yang datang untuk party. Banyak yang menganggap Pantai Chicas sebagai Maldives-nya Indonesia.
Baca juga:
“Panggung untuk festival musik misalnya, bisa didirikan di pantai Chicas ini. Untuk menuju Pantai Chicas pengunjung harus menelusuri jalan setapak yang dikelilingi hutan terlebih dulu”, tambahnya.

Suasana pantai Chicas benar-benar sejuk. Hamparan angin bakal membuat para partygoers semakin semangat untuk party. Dari pantai Chicas pengunjung juga bisa melihat hutan mangrove yang ada di seberang pantai.
Satu hal lagi yang bakal membuat partygoers betah menikmati musik EDM di Pantai Chicas, yaitu Kedai Kopi White Sands Coffee. Tak perlu ditanyakan lagi kualitas secangkir kopi di kedai ini, benar-benar nikmat.
Tak hanya menikmati festival musik. Partygoers juga bisa menikmati berbagai macam watersports saat senggang dari acara. Ada kayak dan juga paddle board yang bisa dimainkan oleh partygoers.
Lexy menambahkan kalau hiburan di Pulau Leebong ini tidak di pulau itu saja.
“Masih di kawasan sekitar Pulau Leebong ada dua tempat lagi yang menjadi paket wisata Pulau Leebong, yaitu pulau pasir dan hutan mangrove”, ujar Lexy yang juga aktif di beberapa organisasi sosial kemasyarakatan.
Lexy yakin benar, apabila Indonesia ingin menyelenggarakan event dunia sekelas Tomorrowland, pulau Leebong siap menjadi tuan rumah. “Leebong cukup siap selenggarakan event tersebut, bahkan bisa memberikan konsep yang lebih berkesan”, kata Lexy.

Lexy juga menceritakan bahwa di Pulau Leebong, masih banyak hutan bakau dan mangrove. Untuk menuju pulau pasir dan hutan mangrove, pengunjung bisa mengunakan kapal tradisional atau speedboat yang tersedia di Pulau Leebong. Jaraknya hanya sekitar 10 menit dari Pulau Leebong. Keunikan di Pulau Pasir ialah airnya selalu pasang di sore hari. Ketika air pasang pulau Pasir akan tenggelam hingga sebatas betis orang dewasa.
Dari Pulau Pasir tidak jauh pula menuju hutan Mangrove. Ketika melihat hutan Mangrove di Pulau Leebong kamu akan tidak merasa seperti berada di lautan. Ya, hutan Mangrove ini mirip sekali dengan hutan amazon. Hutan Mangrove memang disebut sebagai Amazonnya Belitung.

Di area hutan Mangrove ada satu jalur kecil yang hanya bisa dilewati satu perahu.
“Menyusuri jalur ini benar-benar akan semakin membuat suasana terasa seperti di hutan Amazon. Namun, ketika air sedang pasang pemandu tidak akan melewati jalur tersebut demi alasan keamanan”, tutup Lexy.