Tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kopi Internasional atau World Coffee Day. Awalnya, terdapat dua versi soal penanggalan Hari Kopi International.
Sekitar 17 negara merayakan Hari Kopi International pada 29 September seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Skotlandia, Ethiopia, Britania Raya, dan Australia. Namun selanjutnya disepakati 1 Oktober berdasarkan sidang International Coffee Organization (ICO) pada Maret 2014.
Peringatannya pun mulai dilakukan sejak 2015. ICO merupakan organisasi antarpemerintah untuk kopi guna menyatukan ekspor dan impor menghadapi tantangan perkopian dunia melalui kerja sama internasional.
Di Indonesia, Hari Kopi Internasional juga dirayakan buat mempromosikan beragam jenis kopi nusantara.
Pada 2017, Presiden Joko Widodo turut serta merayakannya di Istana Bogor. Saat itu ia mengaku senang melihat pertumbuhan bisnis kopi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Perkembangan tersebut terjadi berkat budaya minum kopi di kalangan anak muda yang kian meningkat.
Bagaimana dengan Pulau Belitung? Wilayah yang terdiri dari Kabupaten Belitung dan Belitung Timur ini sudah mengenal budaya minum kopi sejak zaman Belanda.
Jejak kedai kopi legendaris pun masih eksis hingga saat ini. Di Tanjungpandan sebut saja Kongdjie, Ake, hingga Mak Jannah. Sementara Manggar, Belitung Timur bahkan dijuluki Kota 1001 Warung Kopi.
Seiring perkembangan Belitung sebagai destinasi wisata, menyeruput kopi bukan cuma milik kalangan orang tua tetapi juga kawula muda. Mengakomodir selera anak muda, varian rasa pun sudah makin beragam serta dikemas lebih modern. Kedai kopi kekinian pun bermunculan.
Contohnya Kopi Janji Jiwa Jilid 312 yang berlokasi di Jalan Melati No 499 Kelurahan Tanjung Pendam. Tidak main-main, menilik dari namanya, ini merupakan merek franchise atau waralaba kopi yang gerainya sudah tersebar di sejumlah kota Besar di Indonesia.
Leebong Island, Serpihan Surga di Pesisir Belitung
Meskipun baru hampir sebulan launching sejak (6/9) lalu di Belitung, para penikmat kopi dari kalangan milenial silih berganti berdatangan, yang umumnya didominasi remaja SMA maupun yang baru lulus Kuliah.
KA Geovani Ribel Arnanda, satu diantara barista Kopi Janji Jiwa mengatakan, ada sekitar 30 varian kopi yang siap disajikan.
“Kalau menurut saya mereka (Milenial) yang di Belitung lebih suka minum kopi dengan campuran susu, kalau hanya kopi murni saja mereka belum terbiasa,” ujar Geovani.
Kopi Janji Jiwa buka setiap hari sejak pukul 10.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu tutuo pukul 23.00 WIB, menurut Geovani target sasaran sendiri yakni kaum milenial, dimana kaum milenial lebih banyak nongkrong, untuk itupun disediakan bangku bagi mereka, namun untuk istrahat siang dia mengaku ada juga dari beberapa karyawan kantoran yang singgah untuk menikmati kopi sembari beristirahat.
Varian minuman berbahan kopi yang ditawarkan pun beragama diantaranya ada coklat, mathca, hojica, Soya, beragam berry, dan yang terbaru kopi rum, untuk Rumjangan khawatir karena rum ini tidak mengandung alkohol sama sekali.
Pelayan di Kopi Janji Jiwa pun sangat menyenangkan dimana penikmat kopi sebelum memesan kopi ditanyakan dulu mau rasa kopi yang seperti apa? Menurut Geovani itu sangat penting jangan sampai membuat pelanggan nantinya kecewa, dia dan teman-teman baristanya pun selalu berusaha agar penikmat kopi yang sudah mengunjungi Kopi Janji Jiwa bisa datang kembali.
“Kalau paling ramai itu malam Kamis, Malam Senin dan Malam Sabtu, biasanya diatas pukul 17.00 WIB sudah ramai, untuk pemesanan sendiri minimal satu menit kami harus jadi, biar mereka juga tidak terlalu lama menunggu,” jelas Geovani.
Kedai kopi yang terkenal dengan lambang jari kelingking ini gak cuma menang nama saja rasa kopi susu yang disajikan juga pas banget di lidah.
Ia berharap kedepannya Kopi Janji Jiwa lebih maju dan peminatnya bisa keswmua orang tidak hanya milenial saja.
Kopi Janji Jiwa sendiri saat ini sudah tidak membuka franchise karena jumlah sudah melebihi lima ratusan yang tersebar diseluruh Indonesia. Dia pun merasa beruntung di Belitung sendiri sudah ada Kopi Janji Jiwa.
Selain itu juga ada Coffe Workshop Agra yang berlokasi di Belitung Food Street, Jalan Kemuning Tanjungpendam, Tanjungpandan.

Barista Kopi Agra, KA Geovani Ribel Arnanda, mengatakan Kupi Agra sendiri menawarkan menu andalannya kupi gula aren, kupi santan, kupi jeruk kunci dan kuli aren.
Menurut pria yang akrab disapa Iid ini adanya peringatan hari kopi sedunia bisa lebih mengenalkan lagi kopi asli Indonesia, namun demikan keberadaan coffe shop di Belitung agak kurang dibandingkan dengan di daerah lain.
“Untuk mengenalkan coffe shop ibaratnya kami kenalkan dulu dengan kopi sehat seperti robusta dan arabika yang berasal dari berbagai macam daerah,” kata Iid.
Menurut Iid terjun kedunia Coffe shop sangat mengasikkan, dia juga menceritakan awalnya tidak terlalu suka dengan kopi, namun setelah mencicipi dia pun mulai ketagihan.
Untuk varian rasa Iid mengaku, muncul idenya dia menilik dari penikmat kopi dulunya, yang mana kopi tidak memakai gula pasir seperti saat ini, namun mengunakan aren untuk rasa manisnya.
“Dulu kan pakai gula aren, jadi bisa mengembalikan kenangan lama dari orang-orang tua kita. Uji coba mulai dari sendiri, di coba pas kenalkan kepada pembeli kan, ternyata cocok, dari aren ini juga untuk mengembangkan hasil dari panen di Belitung sendiri yang dikominasikan dengan kopi,” ungkapnya.
Untuk penyajian sendiri dia mengaku membutuhkan waktu sekitar dua menit, dimana kaum milenial yang menjadi pelangganya dominan memesan es kopi aren.
Caption:
1&2. Barista Kopi Janji Jiwa Jilid 312 yang berlokasi di Jalan Melati no.499 Kelurahan Tanjung Pendam, Tanjungpandan Belitung. Senin (1/10/2019) posbelitung/suharli
3. Coffe workshop Agra, yang berlokasi di di Belitung Food Street, Jalan Kemuning Tanjungpendam, Tanjungpandan. Senin (1/10/2019) posbelitung/suharli