Satu kalimat untuk mendeskripsikan Belitung: pulau dengan pantai-pantai indah yang serasa milik pribadi!
Yap, pada bulan Januari lalu, setelah berkali-kali menjadi korban teman-teman yang kerap mewacanakan liburan ke Belitung, menyukai postingan-postingan #explorebelitung di Instagram, dan memantapkan hati, saya akhirnya berkesempatan untuk menjejakkan kaki di Belitung! Benar, syarat nomor satu untuk menjelajah dan menikmati keindahan alam adalah Berani Traveling !
PS. Foto-foto dalam artikel ini benar-benar mentah alias tidak diedit sama sekali.
Belitung atau Belitong, yang makin terkenal semenjak disebut-sebut dalam novel dan film Laskar Pelangi, adalah sebuah pulau di lepas pantai timur Sumatera. Pulau Belitung terbagi menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Belitung yang beribukotakan Tanjung Pandan dan Belitung Timur yang beribukotakan Manggar. Yuk, cari tahu mengenai beberapa pantai di Belitung!
Pantai Burung Mandi adalah destinasi pantai pertama saya di pulau yang terkenal dengan timah putihnya ini, sekaligus satu-satunya pantai di Belitung dengan latar belakang gunung. Sinar matahari menembus ke sela-sela pasir putihnya. Cuaca terik dihiraukan para pengunjung. Pantai Burung Mandi terletak dekat Vihara Dewi Kuan In dengan tugu dua ekor burung di pintu masuknya. Jaraknya kira-kira 20 kilometer dari Manggar.

Warna pasirnya begitu cantik!
Selanjutnya, ada Pantai Tanjung Tinggi yang merupakan pantai favorit saya di antara semua pantai yang saya kunjungi. Pantai yang berjarak kira-kira 31 kilometer dari Kota Tanjung Pandan ini membentuk lengkungan busur derajat dengan berbagai variasi batu-batu granit yang tersebar di sekitarnya. Pengunjung pantai ini sangat sedikit sehingga saya tidak perlu malu untuk berfoto ria. Sesuai yang saya sebutkan di awal, pantai ini serasa milik saya pribadi! Di pantai ini, saya juga menikmati air kelapa muda segar.
Pantai Tanjung Tinggi memiliki pasir putih dengan air yang paling jernih. Debur ombaknya memanjakan telinga dan indera perasa. Pantai ini juga sangat sejuk dan luas untuk dijelajahi. Dari bibir pantai, Anda bisa mengeksplor ke sana kemari dan menemukan lebih banyak lagi batu-batu granit berukuran besar yang kebanyakan datar dan enak untuk dijadikan pijakan. Tapi, jangan lupa untuk tetap berhati-hati, ya! Di salah satu lokasi foto saya, seorang petugas pantai menunjukkan suatu celah antargranit yang menjadi sarang handphone yang tergelincir dari genggaman para pengunjung. Waduh!

Celah batu di kanan menjadi sarang handphone para wisatawan.

Untuk bisa foto di spot ini, antre dulu, ya.
Berikutnya, Pantai Bukit Berahu di Desa Tanjung Binga. Pantai yang satu ini unik karena bersembunyi di balik bukit yang berbentuk seperti perahu terbalik dari kejauhan. Anda harus menempuh nyaris 100 anak tangga untuk sampai di bibir pantai yang tidak begitu luas dibanding pantai lainnya. Pantai Bukit Berahu ini juga sudah dikelola dan dijadikan objek wisata khusus sehingga tidak hanya pantai, Anda juga bisa menemukan restoran, cottage, bahkan kolam renang di kawasan pantai ini. Di pantai ini juga terdapat susunan batu granit yang agak sulit didaki karena licin dan jaraknya berjauhan. Eh, atau saya yang kurang cekatan dalam mendaki bebatuan?
Saya mengunjungi pantai ini di sore hari. Tampak beberapa petugas pantai yang sedang membersihkan pantai dari rumput laut. Pantai Bukit Berahu saat itu juga cukup ramai dengan anak-anak yang asyik bercengkerama di anak tangga, di dekat cottage, maupun di bebatuan. Arus pantai di sini juga cukup tenang. Untuk Anda yang hendak bermalas-malasan, pantai ini bisa jadi pilihan.

Bapak pantai penuh semangat membersihkan pantai dari rumput laut

Menikmati semilir angin sore di bebatuan Pantai Bukit Berahu
Untuk yang ingin berkunjung ke pulau-pulau kecil atau istilahnya hoping island, seperti Pulau Lengkuas yang terkenal dengan mercusuarnya dan Pulau Batu Berlayar, kunjungilah Pantai Tanjung Kelayang yang berjarak sekitar 27 km dari Tanjung Pandan. Pada tahun 2011 silam, di pantai ini digelar acara Sail Wakatobi Belitung di mana kapal-kapal layar internasional berlabuh. Pantai ini juga terkenal karena menjadi lokasi pengambilan film Laskar Pelangi.

Birunya air Pantai Tanjung Kelayang
Perahu warna-warni bertebaran mendekati bibir pantai, siap menunggu para pengunjung untuk melintasi pulau di sekitar Pantai Tanjung Kelayang. Selain memiliki daya tarik berupa airnya yang biru, pasirnya yang lembut, dan susunan granit yang salah satunya menyerupai kepala burung garuda jika diperhatikan dengan lebih saksama, di pantai ini, Anda juga bisa menikmati sunset. Terdapat pula cottage dan amphitheater tempat digelarnya pertunjukan seni dan berbagai kegiatan di sekitar pantai.
Langit berwarna jingga saat saya tiba di Pantai Tanjung Pendam. Pantai yang terletak di pusat kota Tanjung Pandan ini memang terkenal untuk melihat sunset. Perlu dicatat, saat musim hujan atau selama liburan akhir tahun, sunset cukup sulit dilihat mengingat kondisi langit yang tidak mendukung. Saya sangat beruntung sebab dapat melihat sunset hari itu. Padahal, beberapa hari terakhir sebelum saya ke sana, sunset tidak bisa dinikmati pengunjung. Selain bisa menikmati sunset, Anda juga bisa bersantai menikmati live music yang menenangkan atau mengunjungi taman hiburan dan galeri di dekat pantai.

Masih belajar memotret sunset…
Pantai Tanjung Pendam menjadi penutup dari seri penjelejahan pantai di pulau yang penuh pesona ini. Ohya, selain ke pantai, saya juga mengunjungi tempat-tempat lain di Belitung, seperti replika SD Laskar Pelangi, Rumah Keong, Museum Kata Andrea Hirata, Kampung Ahok, dan lokasi-lokasi wisata lain yang terbilang mainstream.
Selama di Belitung, saya juga mencicipi berbagai kuliner khas Belitung, seperti mie belitung, es jeruk kunci, gangan (gulai ikan khas Belitung), kopi Kong Djie, dan mencoba makan bedulang, di mana disajikan setidaknya empat lauk dalam satu nampan besar untuk makan bersama-sama. Meski kuliner yang saya nikmati nyaris sama setiap harinya, saya tidak bosan karena, di mana pun saya menyantap makanan saya, rasanya selalu nikmat!
Ohya, kebetulan, karena saya berkunjung di bulan Januari, cuacanya tidak terlalu terik. Hujan turun hampir setiap hari. Keuntungannya, Anda bisa puas bermain di bawah matahari tanpa takut akan perubahan warna kulit yang drastis. Sayangnya, untuk snorkeling dan diving agak sulit karena arus yang kencang dan membahayakan. Hal lain yang menjadi poin plus adalah infrastruktur jalan Belitung yang sangat mulus sehingga objek-objek wisata dapat ditempuh dengan waktu yang cukup singkat.
Kalau sudah begini, masih ragu untuk ke Belitung?
Sumber dari tulisan Linearetha di blognya http://blog.pigijo.com/2018/04/10/pesona-pantai-belitung/