Di Indonesia, keberadaan goa vulkanik terbilang jarang ditemukan dibandingkan goa karts pada batu gamping. Umumnya goa karts terbentuk oleh air
Kebaradaan Goa Mak Santen di Bukit Gunong Kubing Desa Perat, Kecamatan Membalong masih menyisakan banyak pertanyaan. Salah satu pertanyaannya yakni apakah goa ini menjadi jejak dari pristiwa gempa dan tsunami purba di Pulau Belitung.
Goa ini memiliki struktur lipatan dan patahan. Goa ini seolah terbentuk dari batuan yang melengkung dan kemudian menimbulkan patahan akibat tidak mampu menahan beban.
Menurut Andi salah seorang tenaga ahli geologi dari sebuah perusahaan tambang swasta di Belitung Timur. Pria lulusan UPN Yogyakarta ini ternyata juga memiliki pengalaman dalam penelitian goa di Gunung Kidul.

Goa Nek Santen memiliki struktur lipatan dan patahan. Goa ini seolah terbentuk dari batuan yang melengkung dan kemudian menimbulkan patahan akibat tidak mampu menahan beban
Menurutnya, Goa Mak Santen tergolong goa vulkanik. Sebab terdapat material besi dan pasir kwarsa dari goa tersebut.
Di Indonesia, keberadaan goa vulkanik terbilang jarang ditemukan dibandingkan goa karts pada batu gamping. Umumnya goa karts terbentuk oleh air.
Namun goa vulkanik biasanya terbentuk akibat aliran lava. Namun setelah melihat adanya lipatan dan patahan di Goa Mak Santen, Andi memprediksi adanya gaya tektonik yang ikut mempengaruhi pembentukan goa tersebut. Gaya tektonik horizontal akan membuat batuan penyusun kerak bumi tertekan dan akhirnya membentuk lipatan ke atas (antiklin) atau lipatan ke bawah (siklin).
Batuan kaku lebih mudah patah atau bahkan putus jika dibawah pengaruh gaya kompressi maupun tarikan. Kondisi ini bisa dijumpai pada bagian dinding Goa Mak Santen.
Lalu apakah mungkin pembentukan goa tersebut terjadi akibat adanya gempa bumi? Asumsinya sederhana yakni batuan yang patah akan lebih mudah runtuh jika terkena guncangan hebat.
Mendengar pertanyaan ini, Andi sempat terdiam sesaat. Ia lalu teringat pada salah satu rekannya yang pernah mengambil obyek penelitian batuan untuk menelusuri jejak gempa bumi purba. “Itu mungkin saja terjadi, tapi memang harus kita cek dan teliti di lapangan langsung, segala kemungkinan masih mungkin saja terjadi sebelum adanya penelitian di sana,” kata.

Batuan kaku lebih mudah patah atau bahkan putus jika dibawah pengaruh gaya kompressi maupun tarikan. Kondisi ini bisa dijumpai pada bagian dinding Goa Mak Santen
Osberger seorang tenaga ahli PT Timah dalam bukunya Geologi Pulau Belitung 1960 juga sempat menyingggung tentang Gunong Kubing. Pria yang juga pendiri Museum Kabupaten Belitung ini menyebut adanya kemungkinan suatu lengkungan tektonik yang cuku lebar di wilayah selatan Pulau Belitung.
“Di sebelah selatan dari lengkungan hypothesis ini terletak di G.Dudat (Kubing) yang menurut foto udara merupakan suatu antiklin besar dengan arah kira-kira barat daya-timur laut, dan terutama terdiri dari batuan pasir,” tulis Osberger dalam bukunya.
Menariknya lagi, terdapat sebuah legenda Telaga Bulan yang berkembang di tengah masyarakat sekitar Gunong Kubing. Dukun Kampong Desa Perpat Zainudin mengatakan, tidak sembarangan orang bisa menjumpai telaga tersebut.
“Telaga itu memiliki keunikan karena di dalamnya hidup ikan-ikan laut seperti belanak, canggang, macam-macam la,” katanya.

Telaga Bulan itu memiliki keunikan karena di dalamnya hidup ikan-ikan laut seperti belanak, canggang, macam-macam lainnya
Bagaimana legenda ini bisa berkembang di tengah masyarakat? Apa mungkin pada zaman dulu pernah terjadi tsunami sehingga mengantarkan ikan-ikan laut tersebut hingga terdampar di puncak bukit?
Kedua pertanyaan tersebut sejauh ini belum terjawab. Butuh penelitian lebih lanjut agar setidaknya keberadaan Goa Mak Santen ini akan semakin memperkaya keunikan yang ada di Pulau Belitung.
Butuh Penelitian Mendalam
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Tanjungpandan Herizal memastikan pihaknya belum pernah melakukan penelitian terhadap goa tersebut. Sebab, selama ini Stasiun Geofisika lebih fokus pada kegiatan pengambilan data gempa. Tampak nama Gunong Kubing memang masih terasa asing bagi sejumlah pegawai stasiun berada di bawah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika tersebut.
Menurutnya, kemungkinan terbentuknya Goa Mak Santen akibat gempa sangat kecil. Sebab, Belitung sendiri berada jauh dari wilayah gempa. Namun peluang itu masih terbuka karena memang belum terdengar adanya penelitian tentang gempa purba di Belitung.
“Ya banyak sedikit kalau gempanya kuat, bisa merobah permukaan bumi, tapi jarang, kekuatannya gempa harus kuat, paling tidak kekuatannya 9 skala richter,” kata Herizal.

Kemungkinan terbentuknya Goa Mak Santen akibat gempa sangat kecil
Ia menjelaskan gempa dengan kekuatan besar sering diakibatkan pergeseran lempengan bumi. Semakin besar gempa, semakin besar pula dampaknya pada perubahan permukaan bumi. Gedung di jalur gempa dipastikan akan roboh, permukaan tanah bisa retak, dan bebatuan akan mengalami kepatahan.
Di saat batuan mengalami patah atau retak, kemungkinannya untuk roboh pun sangat besar. Terlebih bila terjadi gempa susulan. Karena itu kata Herizal keretakan pada permukaan tanah dan patahan-patahan pada batuan bisa menjadi jejak dari sebuah peristiwa gempa berkekuatan besar.
“Tapi jejak itu belum ditemukan di Belitung, dan kita sendiri juga memang belum pernah melakukan penelitian karena kita hanya mengambil data (gempa) saja,” kata Herizal.
Menurutnya, penelitian lebih mendalam mungkin perlu dilakukan terhadap Goa Mak Santen. Namun kegiatan itu sangat tergantung pada para pemangku kepentingan di daerah.
Herizal mengatakan, sekalipun Belitung berada jauh dari wilayah gempa, tapi itu bukan berarti Belitung benar-benar bebas dari ancaman gempa. Getaran dari gempa jarak jauh masih mungkin terasa hingga ke Pulau Belitung.

Gua Nek Santen menjadi tujuan wisata di Pulau Belitung
“Peluang untuk terjadinya gempa di Belitung tetap ada, kita juga tidak boleh takabur, karena itu saya berharap masyarakat tetap waspada,” kata Herizal.
Kewaspadaan terhadap gempa salah satunya bisa dilakukan dengan membaca sejumlah refrensi tentang gempa bumi. Karena dengan begitu, masyarakat bisa melakukan antisipasi untuk melindungi diri ketika suatu saat gempa bumi terjadi.
Bagaimanapun terjadinya goa ini, tetap menjadi salah satu perhatian dari kita sebagai tempat wisata yang akan menjadi salah satu tujuan wisata jika kita ke Belitung.