Weekend jadi waktu terbaik untuk melepaskan penat. Buat kamu yang bosan di Jakarta, ke Belitung saja. Weekend cukup kok.
Berwisata ke Belitung, pasti sudah sangat familiar sekali di mata para wisatawan. Pada hari kemerdekaan Indonesia 2017 lalu, saya dan tiga orang teman berkunjung ke Belitung.
Ternyata berlibur ke Belitung cukup murah loh. Kami hanya menghabiskan dana kurang dari Rp 2.000.000,- per orang, sudah termasuk tiket pesawat, makan, perahu untuk hopping, hotel dan transportasi selama di Belitung 3 hari 2 malam.
Meskipun begitu, Belitung lebih didominasi oleh turis lokal, dibandingkan turis asing tidak seperti di Bali. Keadaan ini mungkin terjadi karena, di atas jam 10 malam Belitung itu sudah sunyi, sepi dan jarang ada kehidupan malam, tak seperti di Bali.
Ya maklum saja ya, Pulau Belitung ini kan tidak begitu luas seperti Pulau Bali. Walaupun pantai di Belitung tak kalah menariknya dengan Bali.
Untuk sampai di Bandara Hanadjoeddin Belitung hanya butuh waktu selama satu jam dari Jakarta. Mendarat di Belitung, Kami sudah dijemput oleh supir dari mobil yang kami sewa.
Setibanya di Belitung, pastinya hampir semua wisatawan digiring untuk mencicipi Mi Atep. Mi Atep ini sebenarnya lumayan saja ya untuk toppingnya, cuma kuahnya sih yang bikin unik. Oh iya, untuk menyewa mobil,driver,bbm kita dikenai tarif Rp 500.000,- per 12 jam.
Kuliner di Belitung sebenarnya didominasi oleh kedai-kedai kopi yang menawarkan kopi, minuman jeruk kunci khas Belitung yang warnanya agak oranye kemerahan dan berbagai camilan lainnya.
Meskipun kopi ini tidak dihasilkan di Belitung, melainkan didatangkan dari Lampung setelah saya bertanya kepada pelayan di kedai kopi Kong Djie.
Restoran atau rumah makan besar hanya sedikit saja. Waktu kami berada di Belitung, Kami bersantap malam di Restoran Dinasty dan Restoran Timpo Duluk.
Restoran Dinasty ini merupakan restoran yang paling besar dan terkenal rasanya di Belitung, karena terdapat gedung pertemuan di dalamnya, dan untuk makanannya sendiri lebih didominasi oleh chinese food.
Sedangkan restoran Timpo Duluk sebenarnya tidak luas,hanya saja ciri khasnya ada pada desain interiornya,serta makanannya lebih ke makanan tradisional.
Akomodasi di Belitung, menurut Saya masih tergolong agak mahal ya dibandingkan dengan Pulau Bali. Apabila di Bali kalian bisa menginap di hotel yang semalam Rp 350.000,- sudah ada swimming poolnya. Lain halnya di Belitung, untuk tarif sekitar 300 ribuan nilainya “B” aja dalam artian hanya untuk numpang tidur saja.
Destinasi wisata yang kami kunjungi selama di Belitung adalah Pantai Tanjung Tinggi atau Pantai Laskar Pelangi, Pantai Tanjung Kelayang yang nantinya akan menjadi titik awal saat hopping island, Danau Kaolin, Vihara Dewi Kwan Im, Bukit Berahu Resort, SD Muhammadiyah Gantong, Rumah Ahok, sentra batik simpor, Museum Kata Andrea Hirata dan bangunan mirip keong yang letaknya dekat SD Muhammadiyah Gantong.
Baca juga :
Untuk retribusi pantai di Belitung tidak dipungut biaya, hanya sukarela saja. Untuk wisata di belitung timur, seperti SD Muhammadiyah Gantong, rumah keong hanya dipungut tarif sekitar Rp 5.000,-. Tarif paling mahal adalah memasuki Museum Kata Andrea Hirata per orangnya Rp 50.000,- dan mendapat buku.
Hopping island di Belitung dapat dimulai pagi hari, dari Pantai Tanjung Kelayang. Untuk sewa perahu sebenarnya Rp 500.000,- per perahu bisa diisi 8 orang. Akan tetapi karena kita dapat rekomendasi dari supir yang kita sewa, jadi bisa nego dikit jadi Rp 450.000,- per perahu. Lumayan kan?
Saya lupa apakah sudah termasuk life jacket dengan snorkel atau belum, tapi seingat saya sih sudah. Saat hopping island, pantai-pantai yang kita kunjungi adalah Pulau Lengkuas yang hits dengan mercusuarnya, tapi sayang saat saya ke sana kita tidak diperbolehkan naik tangga oleh petugas hingga puncak mercusuar. Hanya sampai di lantai berapa gitu.
Pulau Kepayang, Pulau Batu Berlayar, Pulau Pasir yang pasirnya hanya timbul di bawah jam 10 pagi kalau tidak salah dan Pulau Batu Garuda yang hanya bisa diambil fotonya dari perahu karena perahu tidak dapat singgah di situ.
Saking banyaknya nama pantai di Belitung, maka saya harus mengingat-ingat kembali. Namun, seingat saya sih pantai-pantai tersebut yang saya kunjungi.
Sepanjang perjalanan saat hopping island, kami disuguhkan oleh birunya warna air di pulau-pulau tersebut, serta awannya yang selalu menakjubkan.
Saya sempat heran, mengapa ya setiap awan di Belitung itu tidak hanya saat di pantai tapi pada saat overlandnya pun cantik dan menawan untuk diabadikan dengan kamera DSLR ataupun kamera handphone.
Setiap perjalanan pasti ada akhirnya. Nah, di akhir perjalanan biasanya para turis memburu oleh-oleh. Oleh-oleh khas belitung ini sebenarnya tidak banyak ya, yaitu kepiting isi, kerupuk-kerupuk, kue rintak dan sirup jeruk kunci.
Favorit Saya sih kepiting isi. Ini nih yang jarang banget bisa ditemuin di Jakarta. Kepiting isi biasa dijual sekitar Rp 85.000,- hingga Rp 100.000,- untuk 10 kepiting.
Kepitingnya tuh kecil-kecil, dan sudah diisi gitu dalamnya. Capitnya udah tidak ada. Kepiting isi ini enak banget buat dijadiin lauk.
Jadi gimana, mau lihat keindahan birunya air di Belitung atau mau eksplor foto-foto di Belitung dengan awannya yang menawan.
Keduanya sama-sama mengasyikkan, dan jangan ragu untuk ke Belitung karena biayanya yang tidak begitu mahal dan tidak begitu membutuhkan waktu yang panjang.
Seperti yang disampaikan Windy Adryana di https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4089030/libur-weekend-belitung-saja