PULAU BELITUNG memiliki pesona alam yang sungguh luar biasa, hingga Negeri Laskar Pelangi ini didaulat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Tak hanya keindahan lautnya, potensi wisata di Pulau Belitung ini juga mencakup sisi darat. Potensi keindahan ini tak hanya dimiliki Kabupaten Belitung saja, namun Kabupaten Belitung Timur juga masih menyimpan berbagai potensi keindahan alam.
Salah satunya yang belum banyak dikenal adalah kawasan Gunong Setiung atau yang dikenal masyarakat lokal sebagai Gunong Tiung. Lokasi ini berada di Desa Lilangan, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Medan tanah dengan tanjakan terjal dan curam sejauh sekitar 100 meter akan pengunjung lalui begitu melintasi gerbang masuk kawasan ini. Sejak empat bulan lalu, pemuda setempat membuka akses ke atas bukit di kawasan transmigasi Lilangan ini dengan cara memasang tapak dan pegangan kayu di sepanjang jalur pendakian guna memudahkan pengunjung. Sebab, kecuraman medan bisa mencapai kemiringan 45 derajat di beberapa titik.
Meskipun jarak pendakian tak begitu jauh, medan tersebut dipastikan dapat membuat pengunjung, apalagi yang tak terbiasa berolahraga, ngos-ngosan. Namun, kelelahan pengunjung akan segera sirna begitu berada di atas bukit berketinggian sekitar 200 meter di atas permukaan laut itu. Kesejukan dan keasrian udara yang dihasilkan dari tumbuhan lokal Belitong di tambah angin khas perbukitan akan membantu mengeringkan peluh sewaktu pendakian.
“Tiung itu artinya adalah Burung Beo yang banyak dan mudah ditemukan di sini dulunya. Sekarang juga masih sering dijumpai di sini kalau sore. Mereka sering ke sini untuk bertelur, kadang ada tiga burung yang terbang berombongan,” ujar Yudi, perangkat Desa Lilangan.
Dari atas bukit ini, gumpalan-gumpalan awan menjadi tampak terasa lebih rendah dan indah dengan latar warna langit biru cerah. Bebunyian jangkrik dan kicau burung terdengar bersahut-sahutan. Di hadapan mata pengunjung akan terpampang pemandangan hijau hutan dan perkebunan masyarakat transigran Desa Lilangan, perbukitan, hingga horizon langit perairan Batu Air. Inilah panorama apik bagi para penggemar swafoto (selfie) yang ditawarkan dari atas Bukit Tiung. Resbina menuturkan, pemuda karang taruna Desa Lilangan mulai menggarap kawasan ini menjadi destinasi wisata alternatif. Mereka bergerak secara swadaya mengkreasikan spot-spot Gunong Tiong menjadi lebih menarik. Susunan papan berkelir merah berbentuk huruf V terbalik dibuat menjorok ke luar tebing guna memudahkan pengunjung ber-selfie. Pemuda setempat juga membuat tapak pada pertengahan sebatang pohon untuk kemudian bisa dinaiki para pemburu selfie. Secara swadaya pula, para pemuda sudah membeli 10 hammock (tempat tidur gantung) yang akan di gantungkan di pepohonan di atas bukit.
“Yang ingin kami tawarkan itu adalah panorama selfie Gunong Tiung. Dan spot di sini sangat bagus sekali, kami unggah di facebook, responnya bagus,” ujar Resbina.
Aktivis di KNPI Beltim itu tak memungkiri bahwa garapan destinasi wisata seperti yang mereka kembangkan saat ini juga sedang marak dilakukan di daerah lain. Di Bangka Selatan, ada kawasan Bukit Nangka. Termasuk Gunong Lumut di Desa Limbongan, Kecamatan Gantung, atau Bukit Peramun di Kecamatan Sijuk (Kabupaten Belitung), dan bahkan beberapa wilayah lain di Indonesia. Wisata jenis ini dianggap berkembang seiring dengan perkembangan teknologi selfie. “Kami memang terinsipirasi dari situ,” ujarnya. Menurut Resbina, Bukit Tiung bisa menjadi alternatif spot wisata di Pulau Belitung, ataupun di Kecamatan Gantung.
Letaknya sekitar lima kilometer dari spot wisata di Desa Lenggang seperti Replika SD Laskar Pelangi, Museum Kata Andrea Hirata, ataupun Kampoeng Ahok. Jalan masuk ke kawasan ini terletak tak jauh dari Kantor Desa Lilangan tepatnya ke jalan kawasan trans Lilangan. Karena sedang dikembangkan, pengunjung yang datang ke sini sangat disarankan untuk memakai sepatu atau sandal gunung serta tak lupa membawa air minum.
“Karena untuk naik ke atasnya agak lumayan capek,” ujar Resbina.