Negeri Laskar Pelangi, bukan hanya dikenal memiliki pesisir pantai berpasir putih saja. Namun dibagian daratan Kabupaten Belitung masih tersimpan berbagai destinasi yang sangat unik. Terutama dibagian Selatan Kabupaten Belitung, yaitu daerah Kecamatan Membalong.
Di kecamatan itu, terkhusus di Desa Perpat ada sebuah bukit kecil yang memiliki tinggi sekitar 300 MDPL. Nama bukit tersebut, biasa di sebut dengan Gunong Kubing.
Tempat ini, sekarang sudah menjadi salah satu tujuan wisata alam atau minat khusus dan sudah dikelola oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).

Dibagian atas bukit tersebut, terdapat air terjun dan untuk mencapai lokasi air terjun ini, tentu melakukan pendakian, tapi pendakian di bukit ini tidak seperti mendaki di Gunung yang ada di Pulau Jawa pada umumnya. Untuk mencapai puncak, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari kaki bukit.
Ada lagi yang menarik di Goa Nek Santen ini, yaitu cerita legenda yang berkembang di tengah masyarakat sekitar Bukit Gunung Kubing tentang Telaga Bulan. Telaga yang memiliki keunikan dikarenakan didalam telaga tersebut hidup ikan-ikan laut seperti belanak, canggang, dan lainnya.
Yuk sebrangi laut tanjung Ru menuju Leebong Island, Serpihan Surga di Pesisir Belitung
Tapi, disini kita tidak membahas tentang air terjun tersebut. Ada yang sedikit unik dibagian bukit ini, yang masih banyak belum diketahui oleh wisatawan maupun masyarakat. Yaitu ada sebuah goa, terletak dibagian tengah dari bukit tersebut atau memiliki ketinggian sekitar 150 MDPL.

Goa tersebut bernama Goa Nek Santen. Goa ini sangat unik sekali dibandingkan destinasi lain yang ada di Kabupaten Belitung, yang rata-rata berhubungan dengan pantai, tapi untuk destinasi ini, adalah minat khusus. Terutama untuk penggiat alam bebas, seorang geologi.
Untuk menuju lokasi tersebut, tidak begitu sulit lantaran sudah memiliki jalan yang dilengkapi dengan petunjuk. Terdapat 200 anak tangga, apabila menuju ke lokasi Goa Nek Santen itu nantinya akan temukan oleh pengunjung. Fasilitas yang ada di area Goa Nek Santen itu, sekarang ini sudah terdapat dua saung untuk tempat berisitirahat, lantaran sebelum menuju saung ini, pengunjung terlebih dahulu harus melewati sedikit perbukitan.
Nah..untuk menuju lokasi Goa tersebut, sangat di sarankan mencari pemandu jalan, yaitu warga sekitar. Sehingga perjalanan untuk menuju Goa ini bisa dengan mudah dan bisa mendapatkan cerita tentang bukit selama perjalanan.
Konon, Goa tersebut di sebut dengan Goa Nek Santen, menurut penuturan warga lokal karena seorang nenek bernama Nek Santen hilang di daerah sekitar Goa tersebut dan hingga sekarang tidak di temukan. Nek Santen berada di seputaran Goa itu sebelumnya untuk mencari daun lain.
Daun tersebut rencanakan akan dipergunakan untuk anyaman. Warga setempat, kala itu sempat mencari Nek Santen di Gunong Kubing, namun yang ditemukan hanya daum lais dan parang Nek Santen di Goa tersebut.
Cerita nya lagi, Goa ini sempat dijadikan lokasi persembunyian masyarakat dari serangan lanun atau perompak. Itu diperjelas, lantaran didepan mulut goa tersusun batu, sehingga ketika lanum atau perompak mencoba mendekat Goa tersebut, maka batu tersebut akan dilemparkan.
Goa Nek Santem yang sering menjadi tempat tinggal ratusan kalelawar tersebut, apabila dilihat dari luar hanya Goa biasa saja. Namun ketika berada di mulut Goa tersebut akan terlihat, bahwa Goa ini memiliki satu pintu lagi dan ketika masuk ke lorong tersebut, maka kita akan berada di dalam sebuah ruangan besar.
Ruangan tersebut, apabila di fungsikan untuk persembunyian, puluhan orang bisa masuk dan sayangnya bagian tersebut gelap, sehingga saat masuk ke dalam Goa itu, harus membawa penerangan berupa senter.
Ingat, apabila ingin menuju lokasi ini terlebih dahulu harus menuju Desa Perpat, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung. Dari Kota Tanjungpandan menuju Desa Perpat sekitar 40 kilometer. Sampai di Desa tersebut, kalian tinggal menuju arah perjalan Gunung Kubing yang sudah memiliki petunjuk.

Kendaraan roda empat, bisa masuk hingga menuju lahan parkir. Selanjutnya perjalanan bisa ditempuh berjalan kaki, tapi jangan khawatir, perjalan tersebut tidak jauh.
Ketika ingin menuju lokasi ini, disarankan untuk tidak menggunakan sandal seperti di Pantai, melainkan harus menggunakan sepatu serta membawa bekal secukupnya.
Kemudian, jangan lupa membawa kamera untuk dokumentasi, dan jangan menggunakan mewangian. Yang perlu di ingat, jangan membuang sampah sembarang dan bawa pulang sampah tersebut.