Mercusuar putih di tengah pulau dengan bebatuan besar, sekolah replika Muhammadiyah, hingga Museum Andrea Hirata, menjadi tiga hal yang melekat pada si Negeri Laskar Pelangi alias Belitung. Meski menjadi magnet, sejatinya Belitung juga menawarkan pengalaman lain yang tak kalah seru dan mengasyikan.
Salah satunya adalah eco tourism and geo friendly yang saat ini tengah dikembangkan oleh Pemerintah Belitung.
“Kami akan membangun wisata Belitung berbasiskan eco and geo friendly. Menumbuhkan ekonomi wisata sekaligus melestarikan lingkungan,” kata Isyak Meirobie, wakil bupati Kabupaten Belitung kepada kumparan belum lama ini.

Ya, Belitung, khususnya Kabupaten Belitung tak hanya ingin maju di sektor pariwisata saja, tetapi juga berharap berjalan berdampingan dengan kepedulian terhadap alam. Maka dari itu, Isyak dan timnya melakukan berbagai cara agar wisatawan betah berlama-lama, sekaligus peduli dengan lingkungan sekitar.
Contohnya saja, pemerintah setempat mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) untuk mengurangi penggunaan plastik dan beralih ke daun khas Belitung bernama simpor untuk membungkus makanan.
“Perbup sanksi membuang sampah sembarangan akan segera dilaksanakan dengan sistem semacam tilang dan melalui persidangan di pengadilan untuk memberi efek jera,” ujar Isyak.
Selain masyarakatnya diajak untuk lebih peduli dengan lingkungan, alam Belitung juga mendukung ‘eco friendly’. Dengan kata lain, Belitung punya udara bersih, laut jernih nan bening, serta daerah yang terbebas dari sampah plastik dan ramah lingkungan.

“Orang berwisata karena mau rileks membuang stres, mau mencari suasana dan pengalaman baru, karena itu kekuatan sebagai aspiring UNESCO Global Geopark dan eco friendly island harus terus didengungkan dan dipromosikan secara sistematis dan masif,” tambah wakil bupati berusia 40 tahun ini.
Ya, banyak pantai di Belitung yang menawarkan keindahan dengan air yang begitu jernih. Semua bisa dicapai kurang dari satu jam berkendara, tanpa macet apalagi bergelut dengan polusi yang kian marut.
“Ini adalah kekuatan Belitung,” jelas Isyak.
Meski begitu, Isyak menyadari bahwa pertumbuhan wisatawan di Belitung hanya 500 ribu saja dalam setahun, dan masih kalah jauh dengan beberapa destinasi yang sudah lebih unggul. Namun, Isyak dan timnya sadar harus terus bekerja dengan menawarkan beragam inovasi dan kreasi yang bisa menjadi kekuatan.
“Kami masih sangat butuh bantuan pihak lain, seperti Kementerian Pariwisata yang selama ini luar biasa dari Arief Yahya dan jajaran, serta kementerian lainnya. Kami sangat butuh sinergitas antarpemerintah daerah dan seluruh pemangku wisata. Kesempatan itu selalu ada karena itu kami akan terus berlari,” pungkasnya.