Selain terkenal dengan pantainya yang indah dan bebatuan granitnya yang unik, Belitung juga punya sisi lain yang tak kalah menarik. TARSIUS Bancanus Saltator atau dalam bahasa lokal dipanggil dengan sebutan Pelilean, adalah primata terkecil di dunia. Di Indonesia sendiri habitatnya tersebar di sekitar Pulau Borneo, Sumatera, Sulawesi dan pulau-pulau sekitar seperti Bangka, Belitung, sedikit di Pulau Bali dan Lombok. Dan di Dunia hanya ada di empat Negara , yaitu Malaysia (Sabah dan Serawak) ,Brunei Darussalam dan Fhiliphina.
Kata Tarsius berasal dari “ tarsal ” yang artinya tulang pergelangan kaki. Ukuran pergelangannya memang panjang, hal ini sangat membantu pergerakannya. Disamping itu juga , tentunya bisa mengokohkan posisi Tarsius pada waktu bertenggar di dahan-dahan pohon. Biarpun kecil, hewan ini bisa melompat sejauh 3 Meter, kalau diperhatikan jari tangan dan kakinya berselaput seperti katak.
Sepintas hewan yang sangat aktif ini mirip dengan monyet. Tarsius ini seperti gabungan berbagai jenis hewan. Badannya di lindungi oleh bulu-bulu lebat berwarna kuning kecoklatan, terasa sangat lembut jika di sentuh, seperti Kucing. Ekornya sangat panjang, bahkan panjangnya dua kali lipat dari ukuran badannya sendiri. Mirip ekor tikur, cuman di ujungnya ekornya terdapat Bulu-bulu halus yang tegak ”merangsang” . Hewan ini terlihat sangat menggemaskan, lihat saja hidungnya, terlihat lucu. Telinganya yang kecil sangat sering di gerak gerakan untuk mendeteksi keberadaan mangsa atau bahaya yang sedang mengincar.tapi biarpun terlihat lucu,sebaiknya jangan menyentuh hewan satu ini. Disamping mempunyai cakar di jari kedua dan ketiganya, juga mempunya gigi yang tajam.
Tarsius memang pantas di sebut primata terkecil didunia. Di Belitung sendiri besarnya cuman satu kepalan tangan orang dewasa. Beratnya hanya sekitar 100an gram.
Sebagai hewan Nokturnal , hewan ini hanya beraktifitas di malam hari. Makanan utamanya adalah serangga dan jangkrik.Tarsius ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Melompat dari dahan satu ke dahan yang lain. Yang uniknya mereka tidak bisa berjalan di atas tanah . Jika menyentuh tanah, otomatis akan langsung melompat ke pohon. Bahkan tidur dan melahirkan pun diatas pohon.Seekor Induk tarsius akan mengandung selama 6 bulan, dan bayinya ini setelah berumur sehari , udah langsung bisa melompat . Yang paling unik dari Hewan satu ini adalah kepalanya bisa berputar 180 derajat, posisi wajahnya bisa sejajar dengan punggungnya sendiri. Matanya sangat besar, bulet dan menonjol, seolah olah mencuat keluar. Ukuran matanya bahkan melebihi volume otaknya sendiri. Dengan kondisi seperti ini tentunya sangat menguntungkan, matanya bisa lebih melihat dengan jelas di Malam hari.
Konon, tarsius adalah hewan yang paling setia di dunia. Jika pasangannya mati dia akan stress dan bunuh diri dengan jalan melukai dirinya sendiri.
Penurunan habibat tarsisus ini banyak di sebapkan pembukaan lahan hutan yang di bakar. Perkebunan sawit yang besar turut andil, disamping aktivitas tambang yang sangat mengganggu. Saat ini di belitung , habitatnya banyak tersebar ada di Kawasan Hutan Lindung Batu Mentas Kecamatan Badau .Saat ini ada sebuah LSM yang bernama KPLB (Kelompok pecinta Lingkungan Belitung) bekerja sama dengan GEF serta Pemkab Belitung berupaya untuk melakukan konservasi terhadap hewan satu ini.
Sejak tahun 2011 Tarsius Bancanus Saltator telah ditetapkan sebagai Icon fauna Prop. BABEL.